NProvinsi GORONTALO Profil Sejarah Arti Logoilai Budaya



Profil

Nama Resmi : Provinsi Gorontalo
Ibukota : Gorontalo
Luas Wilayah : 11.257,07 Km2  *)
Jumlah Penduduk : 1.152.729 Jiwa   *)
Suku Bangsa : Tonsawang
Agama : Islam, Kristen Protestan, Katholik, Buddha, dll.
Wilayah Administrasi : Kab.: 5,  Kota : 1,  Kec.: 70,  Kel.: 72,  Desa : 628  *)
Website : http://www.gorontaloprov.go.id
*) Sumber : Permendagri Nomor 66 Tahun 2011

Sejarah

Sebelum masa pendudukan Belanda, Gorontalo berbentuk kerajaan-kerajaan yang diatur menurut hukum adat ketatanegaraan Gorontalo dan terikat satu sama lainnya yang disebut “Pohalaa�? tersebut meliputi Pohalaa Gorontalo, Pohalaa Limboto, Pohalaa Bone, Pohalaa Bolango, dan Pohalaa Atinggola. Sistem pemerintahan pada masa itu banyak mengalami perubahan seiring dengan perjalanan waktu antara lain yakni tahun 1842 di samping pemerintahan tradisional terdapat pula kekuasaan yang dipimpin oleh Asisten Residen, dan selanjutnya pada tahun 1889 dialihkan ke pemerintahan langsung yang dikenal dengan istilah “RECHEHEREEKS BESTUR�?.

Pada tahun 1922 gorontalo ditetapkan menjadi 3 (tiga) Afdeling yaitu gorontalo, Boalemo, Buol yang dibagi menjadi beberapa distrik yang dipimpin oleh “Jogugu�? dan ander distrik dikepalai oleh Marsaole (Camat) keadaan ini berlangsung sampai meletus perang dunia ke II. Gorontalo salah satu daerah yang turut dalam perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia yang dipimpin oleh Nani Wartabone sehingga tepat pada tanggal 23 Januari 1942 bendera Merah Putih dikibarkan di bumi Gorontalo.
Spirit peristiwa heroik 23 Januari 1942 menjadi sumber inspirasi sekaligus motivasi bagi seluruh rakyat Gorontalo untuk menyuarakan aspirasinya di awal millennium baru tahun 2000, tekad untuk berdiri sendiri sebagai Provinsi yang terlepas dari sulawesi Utara, namun tetap dalam koridor Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada tanggal yang sama, Ketua Umum Presideum Nasional Pembentukan Provinsi Gorontalo, DR. Ir. Nelson Pomalingo, M.Pd. bersama Natsir Mooduto sebagai Ketua P4GTR serta sejumlah aktivis lainnya, atas nama seluruh masyarakat Gorontalo mendeklarasikan berdirinya Provinsi Gorontalo dihadapan sekitar 30.000 masyarakat yang memadati Gelanggang Olah Raga 23 Januari 1942 di Telaga Kabupaten Gorontalo. Upaya merealisasikan deklarasi ini berlangsung alot melalui serangkaian lobby dan perjuangan di Jakarta oleh H. Roem Kono dan didukung Ketua Umum Lamahu Hi. Rahmat Gobel bersama seluruh jajarannya.
Setahun kemudian, hasil dari perjuangan tidak kenal lelah masyarakat Gorontalo baik di daerah maupun di perantauan, berbuah manis dengan ditetapkannya secara definitif Provinsi Gorontalo melalui Undang-undang Nomor 38 Tahun 2000. Pada tanggal 16 Pebruari 2001 Menteri Dalam Negeri berkenan meresmikan Provinsi Gorontalo sekaligus melantik Tursandi Alwi sebagai Penjabat Gubernur. Setahun kemudian, Ir. Fadel Muhammad terpilih menjadi Gubernur  Pertama Provinsi Gorontalo. 

Arti Logo

-

Nilai Budaya

Pada dasarnya, kemampuan dasar sosial adalah segala bentuk watak yang dapat menjadi modal (potensi) bagi berlanjutnya interaksi antar sesama  warga dari suatu komunitas atau antar warga dari satu kelompok sosial lainnya. Salah satu kemampuan sosial itu adalah kepercayaan. Modal kepercayaan dalam kaitannya dengan pengembangan ekonomi sangat penting, karena di dalamnya terkait interaksi yang membutuhkan kenyamanan dan keamanan bagi pihak melakukan investasi di suatu daerah.
Masyarakat Gorontalo, umumnya memiliki watak seperti itu, karena dibentuk oleh tradisi dan kesopanan kulturalnya. Watak masyarakat Gorontalo seperti tersebut di atas merupakan modal dasar dan sangat potensial dalam menumbuh kembangkan iklim perekonomian di daerah.

Dilihat dari segi adat masyarakat Gorontalo, adat memiliki makna dan persepsi tersendiri. Adat dipandang sebagai suatu kehormatan (adab), norma, bahkan pedoman dalam pelaksanaan pemerintahan. Hal ini dinisbatkan dalam suatu ungkapan " Adat Bersendi Sara", "Sara Bersendi Kitabullah".

Arti dari ungkapan ini adalah bahwa adat dilaksanakan berdasarkan sara (aturan), sedangkan aturan ini harus berdasarkan AI-Quran. Dengan demikian dapat dipahami bahwa sendi-sendl kehidupan masyarakat Gorontalo adalah sangat religius dan penuh tatanan nilai-nilai yang luhur.


Falsafah Hidup masyarakat setempat :

“Batanga Pomaya, Nyawa Podungalo, Harata Potom Bulu�?, artinya jasad ini kita persembahkan untuk mengabdi/membela tanah air, setia sampai akhir, harta digunakan untuk kemaslahatan masyarakat banyak.

“Lo Iya Lo Ta Uwa, Ta Uwa Loloiya, Boodila Polucia Hi Lawo�?, artinya pemimpin itu penuh kewibawaan, tapi tidak sewenang-wenang.


Jangan Lupa Jempolnya :


Receive all updates via Facebook. Just Click the Like Button Below

 

© 2011 contoh surat dan kebutuhan anda PublisedSeo Template Blogger Converted Template by Hack Tutors.info